1. Saya belum siap berhijab
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya agama itu mudah”
(HR. Bukhari). Dari hadits ini para ulama menjelaskan bahwa semua
perintah dalam Islam itu pasti mampu dan mudah dilakukan oleh semua
manusia. Demikian juga berhijab, jika kita renungkan sebenarnya mudah
dan siap kapan saja untuk dilakukan. Hanya saja setan senantiasa
membisikkan berbagai macam alasan kepada para muslimah sehingga
mengesankan berhijab itu sulit. Selain itu, renungkanlah firman Allah
(yang artinya), “Hanya ucapan orang-orang beriman, yaitu ketika
mereka diajak menaati Allah dan Rasul-Nya agar Rasul-Nya tersebut
memutuskan hukum diantara kalian, maka mereka berkata: Sami’na Wa
Atha’na (Kami telah mendengar hukum tersebut dan kami akan taati).
Merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. An Nuur: 51). Ketika diperintah oleh Allah dan Rasul-Nya, orang beriman mengatakan: “kami dengar, dan kami taat”, bukan “kami dengar, tapi nanti dulu saya belum siap”.
2. Lebih penting jilbab hati terlebih dahulu
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah
sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah, jika ia baik seluruh
tubuh akan baik, dan jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak”
(Muttaqun ‘alaih). Maka jika hati itu baik, pasti secara lahiriyah baik.
Baik di sini artinya sudah sesuai dengan tuntunan agama. Maka muslimah
yang hatinya baik, pasti ia berhijab syar’i. Dan bagaimana mungkin
seorang muslimah yang membuka aurat, melanggar ajaran agama, merasa
hatinya sudah baik?
3. Banyak wanita berhijab yang akhlaknya buruk, tidak sepadan dengan hijabnya
Seorang muslimah, selama ia masih manusia, tentu masih berpotensi
untuk berbuat dosa dan lupa. Baik ia sudah berjilbab atau belum.
Berhijab tidak memastikan atau menjamin seorang muslimah pasti aman dari
perbuatan dosa seperti akhlak yang buruk, perkataan yang buruk, dan
pelanggaran lainnya. Namun akhlak yang baik itu wajib, baik sudah
berhijab atau belum. Dan berhijab pun wajib, baik akhlak sudah baik atau
pun belum.
4. Saya belum dapat hidayah
Hidayah itu dicari, bukan ditunggu. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan Kami, sungguh akan kami tunjuki kepada jalan Kami”
(QS. Al Ankabut: 69). Oleh karena itu berhentilah menunggu hidayah,
mulailah mencari hidayah. Bahkan berhijab adalah salah satu bentuk
bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah, semoga dengan itu
menjadi sebab untuk menapaki jalan yang benar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Macam-macam Shalat Wajib
1) Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaa...
-
Zuhud artinya bersih atau suci hati dari berkehendakkan lebih dari keperluannya serta tidak bergantung kepada makhluk lain. Hatinya senti...
-
Kerja Keras artinya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) k...
-
Takabur artinya berbangga diri / merasa lebih baik dari orang lain. Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menerangkan tentang takabur...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar